Jumat, 08 Januari 2021

MODERASI DAN HARMONI BERAGAMA DALAM SURAT TUMBAGA HOLING BATANG ANGKOLA

 A. Analisis Artikel  (MODERASI DAN HARMONI BERAGAMA DALAM SURAT TUMBAGA HOLING BATANG ANGKOLA)

Artikel yang ditulis oleh Dr. Zainal Efendi Hasibuan, M.A yaitu tentang Moderasi dan harmoni beragama dalam surat tumbaga holing Batang Angkola, surat tumbaga holing merupakan poda atau ajaran yang tidak tertulis pada masa lalu aka tetapi sudah dijadikan sebagai way of life sebagai bahan tata Krama dalam Masyarakat.

Tumbaga adalah tembaga yang melambangkan kekokohan ataupun kekuatan yang sampai saat ini masih di anut kemudian holing artinya Keling, maksudnya adalah yang menunjukkan bahwa adat Batak ini sangat dipengaruhi oleh adat dan ajaran India Keling.

Jadi dari pengertian diatas dapat digabungkan bahwa  surat tumbaga holing merupakan ajaran yang tela dijadikan way of life dalam kehidupan bermasyarakat yang di gali dari kearifan lokal, alam yang terhampar luas dijadikan sebagai landasan tata Krama kehidupan ummat manusia.

Dari beberapa hal tersebut perlu menciptakan tiga tatanan masyarakat yang seimbang, itulah Mora, kahanggi dan anakboru. Di Toba kahanggi disebut dengan sebutan sabutuha sangape sa marga.


Mora memiliki kedudukan yang terhormat dalam Masyarakat Batang Angkola, itulah yang di sebut sorum marmora, yang ditunjukkan dengan sifat, perkataan dan perbuatan.

Kahanggi adalah satu kelompok kerabat satu marga, dan dalam istilah bataknya yaitu disebut dengan sa Ama sa Ina , dongan sa oppung dongan sa mudar Sanga pe sahuturan. Sedangkan di Toba kahanggi disebut dengan sebutan sabutuha Sanga pe sa marga .

Anak boru adalah kelompok kerabat yang mengambil istri dari kerabat mora Dengan adanya pengambilan Boru tersebut maka pihak Mora akan memberikan perlakuan yang sangat royal yaitu moranya.

Dari beberapa pengertian diatas tercipta lah kedudukan unsur dalihan natolu namun memiliki hakikat sama tinggi dengan alasan berikut ini:

1. Jika membuat suatu keputusan Suhut, anakboru, dan Mora harus hadir dengan hak suara yang sama,

2. Dalihan natolu merupakan tiga batu yang sama tinggi yang tumpuan penjerangan untuk memasak,

3. Anakboru memberi kata putus, jika ada permasalahan diantara Suhut.

Dari beberapa pemaparan yang sudah saya simpulkan yang saya kutip dari artikel Pak Dr. Zainal Efendi Hasibuan menumbuhkan pemahaman dan pengetahuan yang awalnya saya kurang mengerti menjadi lebih mengerti dan mendapatkan banyak manfaat mengenai adat batak.


B. Kelebihan dan kekurangan

Dalam pembuatan apapun pasti ada kelebihan dan kekurangan karna dari itulah makanya kita masih disebut sebagai manusia yang mempunyai banyak kekurangan, dan kelebihan dari pemaparan artikel ini yaitu karna menggunakan bahasa Batak yang menurut saya sangat perlu untuk di kembangkan ke wilayah-wilayah yang lain yang diluar dari Batak.


C. Saran

Saran saya adalah kita adalah makhluk sosial yang memiliki suku bermacam-macam, kita harus bisa saling memanfaatkan untuk orang sekitar kita dan orang-orang yang membutuhkan baik itu dengan suku dan warna kulit yang berbeda sekalipun kita harus menganggap kita semua adalah mahkluk yang sama di hadapan ilahi Rabbi.


Nama: Fasya Adinda Siregar

Nim : 1720100056

Ruangan: Pai 2

Matkul: ISBUD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Moderasi dan Harmoni Beragama dalam Surat Tumbaga Holing Batak Angkola

Analisis tentang "Moderasi dan Harmoni Beragama dalam Surat Tumbaga Holing Batak Angkola".  Oleh : Juhriah Hasibuan Nim : 17201000...